Riyan Permana Putra Turut Berduka Cita atas Kematian Kuda Legendaris Fort de Kock Bukittinggi

Bukittinggi – Dunia pacuan kuda di Bukittinggi, Sumatera Barat tengah berduka. Kuda pacu legendaris yang dibeli semasa menjadi Drs. H. Djufri, SH menjadi Walikota yang bernama Fort de Kock, yang selama ini dikenal dengan sederet prestasi gemilang, dikabarkan telah tiada. Kabar duka ini sontak mengundang kesedihan mendalam di kalangan pencinta kuda, termasuk dari Dr (c). Riyan Permana Putra, SH, MH, seorang tokoh muda dan pengacara Bukittinggi yang rumahnya tak jauh dari Fort de Kock dipelihara.

Riyan Permana Putra menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas berpulangnya Fort de Kock.

“Ini adalah kehilangan besar bagi kita semua, khususnya bagi pencinta pacuan kuda di Bukittinggi, Sumatera Barat,” ujar Riyan dengan nada prihatin.

“Fort de Kock bukan hanya sekadar kuda, dia adalah simbol kebanggaan dan inspirasi bagi banyak penunggang serta pemilik kuda. Prestasinya akan selalu kita kenang,” terangnya.

Riyan Permana Putra melanjutkan, Fort de Kock dan keturunannya memang telah mengukir banyak kemenangan di berbagai kejuaraan pacuan kuda, menjadikannya salah satu kuda yang paling disegani di kancah nasional maupun lokal. Karakternya yang tangguh dan semangat juangnya yang selalu memukau di lintasan tak pernah luput dari perhatian penonton. Kepergiannya ini meninggalkan ruang kosong yang sulit tergantikan dalam dunia pacuan kuda Bukittinggi.

Riyan Permana Putra berharap semangat dan dedikasi yang ditunjukkan oleh Fort de Kock dapat terus menjadi motivasi bagi generasi kuda pacu berikutnya, juga bagi para pelaku olahraga ini.

“Semoga warisan yang ditinggalkan kuda Fort de Kock yang dirintis Walikota Drs. H. Djufri, SH ini akan terus hidup dan menginspirasi kita untuk terus memajukan dunia pacuan kuda di Bukittinggi,” pungkas Riyan Permana Putra.

Kepergian Fort de Kock menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan menghargai setiap individu yang berkontribusi pada kemajuan olahraga, termasuk para pahlawan tak bernama seperti kuda pacu legendaris ini, tutupnya.(Tim Media Bukittinggi Agam/Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Bukittinggi Agam)

Bagikan:
Hubungi Pengacara