GRIB Jaya Agam Kenang Tragedi G30S/PKI dan Hari Kesaktian Pancasila, Bendera Berkibar dan Napak Tilas ke Museum Syeikh Sulaiman Arrasuli
Agam – Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Kabupaten Agam memperingati peristiwa berdarah Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) dengan mengibarkan bendera Merah Putih.
Menurut Dr (c). Riyan Permana Putra, SH, MH, Ketua GRIB Jaya Agam, kegiatan ini berdasarkan surat edaran nomor 23224/MPK.F/TU.02.03/2024, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, memberikan arahan mengenai penyelenggaraan upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2024.
“Pada poin kelima arahan tersebut terdapat imbauan yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Seluruh komponen masyarakat Indonesia, kantor instansi pusat dan daerah, kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, dan satuan pendidikan, agar mengibarkan bendera setengah tiang, Senin 30 September 2024,” jelasnya kepada media pada Selasa, 1 Oktober 2024.
Hal ini disaksikan saat pemasangan spanduk sosialisasi dan bendera merah putih di salah satu rumah anggota GRIB Jaya Agam yang dilaksanakan di Nagari Pasia, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Selasa, (1/10/2024).
Riyan Permana Putra, menyatakan bahwa hal ini merupakan bentuk penghormatan kepada para pahlawan revolusi yang gugur dalam peristiwa tersebut. Dengan mengibarkan bendera merah putih, GRIB Jaya Agam mengajak seluruh masyarakat untuk tidak melupakan sejarah kelam bangsa dan senantiasa menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Peristiwa G30S/PKI merupakan salah satu ujian terberat bagi bangsa Indonesia. Kita harus belajar dari sejarah agar peristiwa serupa tidak terulang kembali. Mari kita perkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila,” kata Riyan Permana Putra.
Bersama dengan beberapa anggota GRIB Jaya Agam, Riyan Permana Putra turut bersatu mengirimkan doa kepada para pahlawan negara, ia berharap agar momen kelam tersebut tidak terulang kembali di masa depan.
Riyan Permana Putra juga mengajak kepada seluruh anggota GRIB Jaya Agam untuk terus membantu masyarakat dan gotong royong dalam membantu masyarakat, sebagai pengejawantahan atas keberlanjutan perjuangan kemerdekaan negara.
“Mari kita lanjutkan perjuangan pahlawan bangsa dengan terus membantu masyarakat dan gotong royong dalam membantu masyarakat, pastikan cita-cita pahlawan terus kita perjuangkan,” tandas Riyan Permana Putra.
Dengan memperingati peristiwa G30S/PKI, GRIB Jaya Agam berharap dapat menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme kepada seluruh jajaran, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keutuhan NKRI.
Lalu perwakilan GRIB Jaya Kabupaten Agam juga bergerak ke Koto Gadang untuk memperingati G 30 S/PKI dan hari kesaktian Pancasila.
Museum Syekh Sulaiman Arrasuli yang lebih dikenal di Sumatera Barat dengan nama Inyiak Canduang dipilih menurut Riyan Permana Putra karena museum adalah literasi bagi generasi muda untuk mengenal dan menggali nilai sejarah terutama yang berkaitan dengan perjuangan Syekh Sulaiman Arrasuli, terangnya.
Menurutnya, Inyiak Canduang Syekh Sulaiman Arrasuli (1871-1970) merupakan pejuang dan pemersatu Bangsa, ia adalah seorang tokoh pendidik dan Ulama Besar Sumatera Barat.
Menurut penelitian GRIB Jaya Kabupaten Agam, setidaknya nama Besar Syekh Sulaiman “Inyiak Canduang” Arasuli sudah diabadikan menjadi nama jalan di 4 kabupaten kota di Sumatera Barat, yaitu di Bukittinggi, Canduang, Padang Panjang dan Lubuak Basuang, juga nama beliau telah lekat menjadi nama sebuah Balai Budaya di Lasi Balai Gurah,” ungkapnya.
Riyan Permana Putra didampingi Sekretaris GRIB Jaya Kabupaten Agam menyatakan memperingati Hari G30S/PKI dan Hari Kesaktian Pancasila melalui napak tilas ke Museum Inyiak Canduang Syekh Sulaiman Arrasuli ini, akan terpatri didalam benak siapa saja yang pernah mendengar dan berkunjung ke Museum, bahwa di negeri ini pernah lahir seorang pejuang dan Ulama besar yang dengan total mendedikasikan seluruh hidupnya untuk kepentingan Rakyat Sumatera Barat dan Rakyat Indonesia secara umum.
“Melalui napak tilas ke museum atau berkunjung ke museum akan tercipta masyarakat yang cerdas dengan peradaban yang jauh lebih maju menuju masyarakat moderen namun tetap berpegang teguh kepada kaidah dan hukum kehidupan yang berlaku sebagai Umat Muslim yang tak lepas dari Sunnah Rasulullah Muhammad,” ujarnya.
Pengajaran lain yang tak pernah lepas dari petuah Inyiak Canduang menurutnya adalah, Hormati yang Tua, sayangi yang muda, teman seribu masih kurang namun musuh satu terlalu banyak.
“Dari semua petuah itu dapat dirasakan bahwa prioritas hidup yang beliau kehendaki dari kita adalah terus menjaga Hablum minannas, Hablum Minallah,” katanya.
Daniel Saragi, SH, Sekretaris GRIB Jaya Kabupaten Agam menambahkan, GRIB Jaya Kabupaten Agam berharapMuseum Inyiak Canduang Syekh Sulaiman Arrasuli ini akan terus dibenahi dan diharapkan masuk dalam materi pembelajaran sejarah bagi para pelajar di Indonesia, khususnya Kabupaten Agam dan akan menjadi sebuah destinasi wisata edukasi religi dan sejarah, tutupnya.(Tim Media Bukittinggi Agam/Forum Pers Independen Indonesia Bukittinggi Agam).