Rasuna Said Beri Teladan Partisipasi Politik Perempuan Penting bagi Kemajuan Bangsa

Bukittinggi – Sebagai bentuk memperingati hari lahir Rasuna Said ke-112 tahun, Google Doodle hari ini, Rabu, (14/9/2022) menampilkan Rasuna Said dengan mengenakan kerudung di depan sebuah mikrofon. Di laman Google Doodle, Rasuna Said dideskripsikan sebagai “suara berpengaruh pada isu sosial, terutama hak perempuan, seorang guru, dan seorang jurnalis.”

Riyan Permana Putra, S.H., M.H., Ketua Perkumpulan Pengacara dan Konsultan Hukum Indonesia (PPKHI) menyatakan istimewaan Rasuna Said dapat kita lihat pada kelebihannya antara lain adalah  sangat memerhatikan kemajuan dan pendidikan kaum wanita.

Riyan seorang praktisi hukum yang baru saja kemarin, Selasa, (13/9/2022) mendampingi Syarikat Pedagang dan Pemilik Toko Jalan Minangkabau Bukittinggi ke DPRD Bukittinggi ini menyebutkan bahwa kata-kata yang kita ingat dari Rasuna Said adalah majukan perempuan dengan pendidikan agar mereka merdeka.

Sebelum membahas keteladanan Rasuna Said, Riyan bernostalgia dengan Jakarta di mana ia bercerita bahwa Jalan H.R Rasuna Said adalah salah satu jalan utama Jakarta sekaligus pusat bisnis dan perekonomian ibukota yang biasa dikenal sebagai Financial District  (Poros Sudirman-Thamrin-Kuningan).

Kawasan H.R Rasuna Said akan banyak dijumpai banyak perantoran dan kantor-kantor kedutaan besar, di antaranya Kedutaan Polandia, Kedutaan Turki, Kedutaan Belanda, Kedutaan India, Kedutaan Singapura, Kedutaan Swiss, Kedutaan Hungaria, dkk.

“Jadi ternyata Rasuna Said bukan sekedar nama jalan utama, Rasuna Said adalah Wonder Women Indonesia yang berasal dari Ranah Minang,” katanya.

Rasuna Said dalam penjelasan Riyan menyebutkan bahwa kemajuan wanita tidak hanya ditunjang oleh dunia sekolah, namun juga harus digerakkan dari dunia politik.

“Rasuna Said jadi teladan partisipasi politik perempuan penting bagi kemajuan bangsa. Jadi harus ditingkatkan keterwakilan perempuan di parlemen. Karna menurut kajian PPKHI Bukittinggi, menurut data dari World Bank (2019), negara Indonesia menduduki peringkat ke-7 se-Asia Tenggara untuk keterwakilan perempuan di parlemen,” jelasnya.

Rendahnya angka keterwakilan perempuan di parlemen sedikit banyak berpengaruh terhadap isu kebijakan terkait kesetaraan gender dan belum mampu merespon masalah utama yang dihadapi oleh perempuan, sambungnya.

Untuk memperkuat perwakilan perempuan di parlemen atau legislative Riyan menyarankan tak hanya bertumpu pada harapan affirmative action dan aspek legalistik. Tapi juga arus diperkuat berbagai strategi alternatif lewat upaya masif penguatan kapasitas politik perempuan diawali dengan penguatan literasi politik yang tidak bias gender.

Tujuan pendidikan politik itu, tegas Riyan, sekaligus ditujukan untuk memberi pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya peningkatan keterwakilan perempuan di berbagai bidang, termasuk di parlemen.

Karena, ujar Riyan, seringkali kemampuan dan kapasitas perempuan sudah memadai, tetapi karena lingkungannya tidak mendukung, perempuan yang bersangkutan menjadi enggan berpartisipasi.

Perjuangannya untuk memperjuangkan hak wanita, patut diteladani. Sebagai Orator ulung. Beliau sangat pandai berpidato baik dengan kelantangan suara, mimik, dan isi pidato yang bernas. Pidatonya berisi kecaman terhadap pemerintahan Belanda di Indonesia. Karena pidatonya ini, beliau terkena hukum Speek Delict, yaitu dihukum karena berbicara menentang Belanda.

Riyan juga menambahkan bahwa HR Rasuna Said merupakan wanita pertama yang terkena hukum ini. Beliau jiga sangat pandai menulis. Tulisannya tajam dan bernas. Beliau menyebarkan gagasan-gagasannya tentang pergerakan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui tulisan. Keberaniannya terjun ke dunia politik saat itu, dimana masih jarang wanita yang berani berjuang lewat politik. Perjuangan, kepandaian dan keberaniannya itu sangat menginspirasi.

“Dari HR Rasuna Said, kita dapat belajar bahwa perempuan bisa ikut berjuang dan bermanfaat bagi banyak orang, tanpa melupakan kodratnya. Perjuangan juga bisa melalui media apa pun, tergantung dari kepandaian dan kemampuan yang kita miliki,” tutupnya.(*)

 

Bagikan:
Hubungi Pengacara